Kamis, 02 Juli 2015

HUBUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


Dalam pembahasan kali ini saya akan menjelaskan “Hubungan Manusia dan Kebudayaan” untuk mengetahui hubungan antar keduanya saya akan menjelaskan pengertian dari manusia itu sendiri dan kebudayaannya ,
Pengertian Manusia :
 
dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens(Bahasa latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam  antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.

Pengertian Kebudayaan :

Pengertian Kebudayaan menurut Koentjaraningrat yang sebagaimana telah dikutip oleh Budiono K yaitu menegaskan bahwa, “menurut antropologi, kebudayaan ialah seluruh sistem gagasan, rasa, tindakan dan karya yang dihasilkan oleh manusia dalam kehidupan masyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar”. Maka berdasarkan pengertian tersebut ini berarti bahwa ada pewarisan budaya-budaya leluhur lewat sebuah proses pendidikan.
Budaya dan kebudayaan sudah ada ketika manusia berpikir, berkarya dan berkreasi. Bahkan akan senantiasa menunjukkan mengenai pola pikir dan interpretasi manusia pada lingkungannya. Dalam kebudayaaan ini pula terkandung nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat setempat dan hal ini menuntun untuk memaksa manusia dalam berperilaku yang sesuai dengan budayanya. Di antara kebudayaan yang satu dengan lainnya ternyata mempunyai sebuah perbedaan dalam menentukan nilai-nilai hidup dan berperan serta pada adat istiadat atau tradisi yang dihormati. Adat istiadat atau tradisi yang berbeda inilah antara yang satu dengan lainnya tak dapat dikatakan tentang benar atau salahnya, karena hal ini merupakan sebuah penilaian yang selalu terikat pada kebudayaan tertentu.
Hubungan Manusia dan Kebudayaan
 
Dari kedua pengertian tersebut kita dapat menjelaskan bahwa secara sederhana hubungan diantara keduanya adalah ketika manuisa sebagai pelaku kebudayaan dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan sehari hari oleh manusia.

Sabtu, 04 April 2015

Keindahan Alam dan Kearifan Suku Badui



BUDAYA SUKU BADUI
Kampung gejeboh-Kanekes banten, disini tempat desa badui tinggal,suku badui terbagi menjadi dua yaitu badui pedalaman atau badui lama dan badui luar. Badui lama adalah suku badui yang tertutup dan belum bisa menerima budaya luar bahkan memotret dan mangambil video pun tidak di perbolehkan, kali ini saya akan membahas sedikit tentang badui luar yang agak terbuka pada budaya luar,
Pakaian yang di gunakan suku ini adalah :
-          Pakaian Hitam / putih
-          Ikat kepala berwarna biru
-          Suku badui suka berjalan tanpa alas kaki,
Aturan adat yang dimiliki suku badui luar diantaranya :
-          Tidak semua bagian sungai dapat di pergunakan, hal ini bertujuan untuk menjaga kelestarian hulu sungai
-          Tidak diperbolehkan mengeyam pendidikan
Rumah suku badui juga berjenis rumah panggung dan setiap rumah harus menghadap kea rah selatan karena, suku badui menganggap selatan adalah kiblat mereka,rumah ini juga tidak ada listrik, dalam mengatasi penyakit suku badui juga pandai dalam meracik dedaunan sebagai obat,suku badui juga mempercayai adanya penyakit dari roh jahat untuk menanggkal penyakit tersebut suku badui menggunakan jimat, untuk masyarakat badui kampung gajeboh menggunakan gelang kemuruh,
Mata pencaharian suku badui diantaranya :
-          Berkebun
-          Bertani
-          Beternak
-          Membuat gula kawung (aren) gula ini merupakan gula yang banyak di cari jika di jual di pasar.
Kebiasaan masyarakat suku badui yang sering melakukan kegiatan di siang hari juga perlu dalam bersosialisasi atau bermasyarakat, walaupun di kamoung tersebut tidak ada listrik suku badui sering menghabiskan waktu bersama pada malam hari.suku badui juga menghasruskan perempuan untuk bisa memasak untuk laki laki.
                Itulah beberapa budaya yang bisa kita ambil dari video yang saya amati,dan kesimpulan yang saya dapat pada suku badui ini adalah bagaimana cara kita memilih hidup,”menjaga alam atau merusaknya”.

sumber video : https://www.youtube.com/watch?v=O9tLEJCalxg

Sabtu, 28 Maret 2015

Budaya dan gaya hidup pada film IP Man


Ip Man ( Yip Man )
http://www.kungfucinema.com/wp-content/uploads/2010/02/13507-01.jpg
                Film yang menceritakantentangkisahhidupseorangIp Man ( Yip Man ) inijugamenampilanbudayadangayahidupmasyarakat china padaabadke -19 sebelumperangduniake 2 ,denganlatarbelakangseorangahliKungFudanmenjadi orang yang di hormati di lingkungannya , tokohinijugasering di tantanguntukbertandingsekedaruntukmengetahuikemampuanpenantangsudahsejauhmanaKungFu yang iamiliki,denganpertandinganituIp Man selalumenangdantidakpernahsombongdengansemuakemenangannyadanbagi yang kalah pun menerimakekalahannya.
Kehidupan yang dalamberumahtanggadanbermasyarakatpada film inijugabanyakmemilikissipositifdimanasetiaptokoh yang memilikikeluargamenampilkancaraberkeluarga yang baikdimanaseorangistri yang menghormatisuamibegitu pula sebaiknyawalaupunpertikaianmasihtetapada. Budayadalamjualbeli pun tidakjauhberbedadenganbudayajualbeli di pasartradisional Indonesia denganadanyatawarmenawardanpenjual yang baikdalammelayanipembelinya.dalam film inijugamemilikikonflikdenganmuculnyaJepanguntukmenjajahnegeri China.Masyarakat china yang terbiasadengancarahidupbermasyarakatdantidakmenyukaipertikaian pun tidakberaniuntukmelakukanperlawanandikarenakanberbagaipertimbangan.
Adugengsidenganpara Guru KungFu yang semulasangatterasakinisetelah di jajahmerekasalingmenghormatidansalingmenghargaibahkanseoarangpolisi yang menjadipenerjemahkhususJepangini yang tidakberanimenjadiberanidanmencintainegerinyakarenafigusseorangIp Man.
KetikaIp Man Membuka dojo (sekolahbeladiri) walaupunadabeberapamurid yang sulit di aturnamunIp Man tetapmenerianyadengansabar, dandisinijugamenceritakanbetapabesarpenghormatanseorangmuridkepadagurunya,misalkanmembuatakan the kepadagurunya .sebenaryamungkinkitamasihbisamengambilbanyakbudayabaik yang terkandung di dalamnya.
·         Kesimpulan
1.       Cara menghormatitokohmasyarakatdenganbaik
2.       Kerukunanbertetangga
3.       Menjagaprivasikeluarga
4.       Tidakmenyukaipertikaian
5.       Menerimakekalahandenganlapang dada
6.       Gotong –royong
7.       Murid yang menghormatigurunya
8.       Guru yang sabardalammengajar
9.       Meminumtehdan sup padapagihari

Sabtu, 24 Januari 2015

Kaitan Agama dengan Masyarakat

Fungsi dan Peran Agama Dalam Masyarakat
Dalam hal fungsi, masyarakat dan agama itu berperan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat yang tidak dapat   dipecahakan   secara   empiris   karena   adanya   keterbatasan kemampuan dan ketidakpastian. Oleh karena itu, diharapkan agama menjalankan   fungsinya   sehingga   masyarakat   merasa   sejahtera, aman, dan stabil. Agama dalam masyarakat bisa difungsikan sebagai berikut :
a.  Fungsi edukatif.
     Agama memberikan bimbingan dan pengajaaran dengan perantara petugas-petugasnya (fungsionaris) seperti syaman, dukun, nabi, kiai, pendeta imam, guru agama dan lainnya, baik dalam upacara (perayaan) keagamaan, khotbah, renungan (meditasi) pendalaman rohani, dsb.

b.  Fungsi penyelamatan.
Bahwa setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam hidup sekarang ini maupun sesudah mati. Jaminan keselamatan ini hanya bisa mereka temukan dalam agama. Agama membantu manusia untuk mengenal sesuatu “yang sakral” dan “makhluk teringgi” atau Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya. Sehingga dalam yang hubungan ini manusia percaya dapat memperoleh apa yang ia inginkan. Agama sanggup mendamaikan kembali manusia yang salah dengan Tuhan dengan jalan pengampunan dan Penyucian batin.

c.  Fungsi pengawasan sosial (social control)
Fungsi agama sebagai kontrol sosial yaitu :
  • Agama meneguhkan kaidah-kaidah susila dari adat yang dipandang baik bagi kehidupan moral warga masyarakat.
  • Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral ( yang dianggap baik )dari serbuan destruktif dari agama baru dan dari system hokum Negara modern.
  •  
d.  Fungsi memupuk Persaudaraan.
Kesatuan persaudaraan berdasarkan kesatuan sosiologis ialah kesatuan manusia-manusia yang didirikan atas unsur kesamaan.
  • Kesatuan persaudaraan berdasarkan ideologi yang sama, seperti liberalisme, komunisme, dan sosialisme.
  • Kesatuan persaudaraan berdasarkan sistem politik yang sama. Bangsa-bangsa bergabung dalam sistem kenegaraan besar, seperti NATO, ASEAN dll.
  • Kesatuan persaudaraan atas dasar se-iman, merupakan kesatuan tertinggi karena dalam persatuan ini manusia bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja melainkan seluruh pribadinya dilibatkan dalam satu intimitas yang terdalam dengan sesuatu yang tertinggi yang dipercayai bersama
e.  Fungsi transformatif.
Fungsi transformatif disini diartikan dengan mengubah bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat.
Sedangkan  menurut   Thomas   F.O’Dea  menuliskan   enam  fungsi agama dan masyarakat yaitu:
     1.      Sebagai pendukung, pelipur lara, dan perekonsiliasi.
     2.      Sarana hubungan  transendental  melalui  pemujaan dan upacara keagamaan.
     3.      Penguat norma-norma dan nilai-nilai yang sudah ada.
     4.      Pengoreksi fungsi yang sudah ada.
     5.      Pemberi identitas diri.
     6.      Pendewasaan agama.
Agama memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan
masyarakat, karena agama memberikan sebuah system nilai yang memiliki derivasi
pada norma-norma masyarakat untuk memberikan pengabsahan dan pembenaran dalam
mengatur pola perilaku manusia, baik di level individu dan masyarakat. Agama
menjadi sebuah pedoman hidup singkatnya. Dalam memandang nilai, dapat kita lihat dari dua sudut pandang. Pertama, nilai  agama dilihat dari sudut intelektual yang menjadikan nilai agama sebagai norma  atau prinsip. Kedua, nilai agama dirasakan di sudut pandang emosional yang menyebabkan adanya sebuah dorongan rasa dalam diri yang disebut mistisme.
Tipe-Tipe Kaitan Agama dalam Masyarakat

Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan sebenarnya secara utuh (Elizabeth K. Nottingham, 1954), yaitu:

1. Masyarakat yang terbelakang dan nilai- nilai sakral
Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyarakat menganut agama yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat, dalam kelompok keagamaan adalah sama.

2. Masyarakat- masyarakat pra- industri yang sedang berkembang
Keadaan masyarakat tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi yang lebih tinggi daripada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam tipe masyarakat ini. Dan fase kehidupan sosial diisi dengan upacara- upacara tertentu.

3. Masyarakat- masyarakat industri sekular
Masyarakat industri bercirikan dinamika dan teknologi semakin berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan, sebagian besar penyesuaian- penyesuaian terhadap alam fisik, tetapi yang penting adalah penyesuaian- penyesuaian dalam hubungan kemanusiaan sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai konsekuensi penting bagi agama, Salah satu akibatnya adalah anggota masyarakat semakin terbiasa menggunakan metode empiris berdasarkan penalaran dan efisiensi dalam menanggapi masalah kemanusiaan, sehingga lingkungan yang bersifat sekular semakin meluas. Watak masyarakat sekular menurut Roland Robertson (1984), tidak terlalu memberikan tanggapan langsung terhadap agama. Misalnya pemikiran agama, praktek agama, dan kebiasaan- kebiasaan agama peranannya sedikit.


referensi : http://eliana-hubunganagamadanmasyarakat.blogspot.com/ 
        http://danikamalia.blogspot.com/2013/01/normal-0-false-false-false-in-ja-x-none.html