Rabu, 06 Januari 2016

Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi



      1.      Pengertian dan Arti Penting Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi


Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang  apa yang harus dilakukan dan mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat penting. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada relasi sesama.
Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan. Dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan. Definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan.
Keputusan adalah sesuatu pilihan yang diambil diantara satu atau lebih pilihan yang tersedia.

     2.      Jenis Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi

Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut. Bagian mana organisasi harus dilibatkan dalam mengambil keputusan, dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut difokuskan. Secara garis besar, keputusan digolongkan ke dalam keputusan rutin dan keputusan yang tidak rutin. keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, dan biasanya telah dikembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya. Keputusan tidak rutin adalah keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
Di sisi lain, ada pula pembagian jenis keputusan berdasarkan pihak pengambil keputusan, yaitu:
  1. Keputusan strategis
Setiap organisasi melahirkan berbagai kebijakan atau keputusan organisasional. Kebijakan dan arah organisasi merupakan keputusan strategis. Kebijakan dan arah yang dimaksud adalah keputusan-keputusan apasaja yang telah diambil dalam organisasi yang membawa organisasi tersebut mencapai arah tujuan bersama dalam organisasi.
  1. Keputusan operasional
Adapun keputusan organisasional menyangkut pengelolaan organisasi sehari-hari. Keputusan operasional sangat menentukan efektivitas keputusan strategis yang dimabil oleh para manajer puncak (Drummond, 1995). Keputusan operasional ini dilakukan untuk menjalankan kegiatan organisasi sehari-hari atau dilakukan dalam rutinitas organisasi demi berjalannya organisasi tersebut.
Ada pula jenis keputusan yang berdasarkan masalah yang dihadapi, yaitu:
  1. Keputusan yang diprogramkan (program decision)
Keputusan ini merupakan keputusan yang berulang dan telah ditentukan sebelumnya, dalam keputusan terprogram prosedur dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami organisasi. Keputusan terprogram memiliki struktur yang baik karena pada umumnya kriteria bagaimana suatu kinerja diukur sudah jelas, informasi mengenai kinerja saat ini tersedia dengan baik, terdapat banyak alternatif keputusan, dan tingkat kepastian relatif yang tinggi. Tingkat kepastian relatif adalah perbandingan tingkat keberberhasilan antara 2 alternatif atau lebih. Keputusan ini merupakan keputusan yang baik karena tedapat langkah-langkah pengambilan keputusan yang tertata sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan.
  1. Keputusan yang tidak diprogramkan (non-programmed decision)
Keputusan ini belum ditetapkan sebelumnya dan pada keputusan tidak terprogram tidak ada prosedur baku yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Keputusan ini dilakukan ketika organisasi menemui masalah yang belum pernah mereka alami sebelumnya, sehingga organisasi tidak dapat memutuskan bagaimana merespon permasalahan tersebut, sehingga terdapat ketidakpastian apakah solusi yang diputuskan dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak, akibatnya keputusan tidak terprogram menghasilkan lebih sedikit alternatif keputusan dibandingkan dengan keputusan terprogram selain itu tingginya kompleksitas dan ketidakpastian keputusan tidak terprogram pada umumnya melibatkan perencanaan strategik. Jadi keputusan ini muncul dikarenakan adanya masalah baru yang belum pernah terjadi atau belum terdapat pengalaman terhadap masalah tersebut.
Ada pula jenis keputusan yang berdasarkan gaya pengambilan keputusan, yaitu:
  1. Gaya direktif
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas, dan berorientasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat. Mereka berorientasi pada tindakan, cenderung mempunyai fokus jangka pendek, suka menggunakan kekuasaan, ingin mengontrol, dan segan menampilkan gaya kepemimpinan otokratis. Keputusan ini diambil dengan tujuan menyelesaikan masalah secepat mungkin dan seefektif mungkin dan cenderung berlangsung dalam jangka pendek.
  1. Gaya analitik
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis situasi pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif darpada pembuat keputusan direktif. Mereka juga memerlukan waktu lama untuk mengambil kepuputusan mereka merespons situasi baru atau tidak menentu dengan baik. Mereka juga cenderung mempunyai gaya kepemimpinan otokratis. Keputusan dengan gaya ini diambil dengan sebelumnya menganalisis informasi yang ada mengenai masalah tersebut secara mendalam supaya keputusan yang akan diambil tepat walaupun dalam proses analisisnya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
  1. Gaya konseptual
Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa mendatang. Pembuat keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan. Pembuat keputusan konseptual juga berani mengambil risiko dan cenderung bagus dalam menemukan solusi yang kreatif atas masalah. Akan tetapi, pada saat bersamaan, mereka dapat membantu mengembangkan pendekatan idealistis dan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Dalam keputusan ini tersedia banyak pilihan keputusan yang dapat diambil sehingga memudahkan proses pengambilan keputusan.
  1. Gaya perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat keputusan cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal daripada tulisan. Mereka cenderung menghindari konflik dan sepenuhnya peduli dengan kebahagiaan orang lain. Akibatnya, pembuat keputusan mempunyai kesulitan untuk berkata ‘tidak’ kepada orang lain, dan mereka tidak membuat keputusan yang tegas, terutama saat hasil keputusan akan membuat orang sedih. Pada keputusan ini menitik beratkan pengambilan keputusan dengan perasaan dimana keputusan ini menghormati berbagai aspirasi yang ada dalam proses pengambilan keputusan.
Kesimpulannya menurut saya : dari jenis-jenis keputusan adalah jenis-jenis keputusan bisa ditentukan dari banyak hal ada yang ditentukan berdasarkan waktu pelaksanaannya yaitu sesuai dengan seberapa sering keputusan digunakan. Terdapat pula keputusan yang dilihat brdasarkan pihak yang mengambil keputusan dimana dibutuhkan keputusan yang strategis dan keputusan yang bersifat operasional  dari manajemen tingkat atas supaya tujuan dari organisasi dapat terealisasikan. Setelah itu keputusan yang dilihat dari masalah yang dihadapi dengan keputusan yang telah diprogramkan yang memilki berbagai alternative pilihan keputusan yang akan diambil dan keputusan yang tidak terprogram karena belum mempunyai pengalaman terhadap permasalahan yang baru dihadapi, sehingga tidak terdapat banyak pilihan dalam mengambil keputusan. Dan yang terakhir keputusan berdasarkan gaya pengambilan keputusan yaitu pengambilan keputusan yang menggunakan gaya yang efisien, logis, pragmatis dan sistematis sehingga keputusan dapat diambil dan diimplementasikan dengan cepat namun tidak lupa sebelum menentukan keputusan yang akan diambil akan lebih baik jika dapat menganalisis informasi yang ada terlebih dahulu. Jika informasi telah dianalisa maka akan muncul banyak pilihan dalam pengambilan keputusan yang akan mempermudah proses pengambilan keputusan. Namun dalam pengambilan keputusan dibutuhkan gaya yang menjunjung rasa toleransi dan menghargai pendapat yang diajukan orang lain sebagai langkah-langkah pengambilan keputusan supaya keputusan dapat sesuai dengan tujuan organisasi.
 
     3.      Implikasi Manejerial  Pengambilan Keputusan Dala Organisasi

Implikasi Manajerial dalam Pengambilan Keputusan :
      Proses Pengambilan Keputusan secara partisipatif dalam organisasi Rukun Tetangga(RT) merupakan Implikasi Manajerial yang sangat baik. Rendahnya kemampuan kepala RT akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat khususnya dukungan dalam pengambilan keputusan yang dikeluarkan RT setempat dengan selurh kebijakan dan program kerja pengembangan lingkungan RT setempat.

Gaya pengambilan keputusan
    a. Gaya Direktif (Pengarahan)
        Merupakan gaya pengambilan keputusanyang menekankan pada cara berpikir yang rasional.
    b. Gaya Analitis
        Merupakan gaya pengambilan keputusan dengan prioritas toleransi yang tinggi terhadap   ketidakjelasan dan cara berpikirnya rasional.
    c. Gaya Konseptual
        Merupakan gaya pengambilan keputusan dengan prioritas toleransi yang tinggi terhadap ketidakjelasan dan cara berpikir intuitif yang tinggi.
    d. Gaya Perilaku
Merupakan gaya pengambilan keputusan dengan prioritas toleransi rendah terhadap ketidakjelasan dengan cara berpikir intuitif yang tinggi.

Sumber :
·              M.Herujito Yayat , 2001, Dasar-dasar Manajemen, Garsindo, Bogor
·              Anzizhan Syafaruddin, 2004, Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan, Grasindo, Jakarta
·              Ristica, Dwienda Octa, Kiki Megasari ,Een Husanah, Miratu Megasari, 2015, Cara Mudah Menjadi Bidan yang Komunikatif, deepublish, Pekanbaru
·              Erlanggaba. 2013, Implikasi Manajerial dalam Pengambilan     Keputusan. http://erlanggaba.blogspot.com/2013/05/implikasi-manajerial-dalam-pengambilan.html
·              Pratiwie, Megha, 2015, Pengambilan Keputusan http://meghapratiwie.blgspot.com/2015/05/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html
·              Ardiprawiro, S.E . 2013. Teori Organisasi Umum 2: Bab 3 Pengambilan Keputusan dalam Organisasi.http://ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/41188/Bab+3+TOU+2.pdf